KANGENTRAVELING.COM – Sebuah kisah memilukan datang dari sekelompok jemaah umroh asal Jember. Mereka mendapati dirinya ditelantarkan selama delapan hari di Tanah Suci dan diminta biaya tambahan untuk pulang ke tanah air secara mandiri.
Menurut laporan media, sebanyak 40 jemaah umroh ini telah melaporkan agen travel perjalanan umroh mereka ke Mapolres Jember. Mereka merasa diperdaya karena perjalanan umroh yang seharusnya berlangsung selama 16 hari, menjadi 24 hari dengan kondisi terlantar.
Ditelantarkan dan Diminta Uang Tambahan
Saifun Bahri, salah satu korban, dalam pernyataannya menyebutkan bahwa, selain dibiarkan terlantar, agen travel juga meminta biaya tambahan sebesar Rp 43 juta saat mereka berada di Arab Saudi. Ironisnya, biaya tersebut diminta bukan untuk fasilitas peningkatan layanan, melainkan untuk kebutuhan dasar seperti penginapan dan makanan.
Kendala Pengungkapan Kasus
Meski laporan telah dibuat, upaya penyelesaian kasus ini dirasa masih menghadapi kendala. Kasatreskrim Polres Jember, AKP Abid Uais Al-Qarni Aziz, mengungkapkan, bahwa timnya telah memeriksa sebanyak delapan agen travel umroh terkait kasus ini. Namun, hasil pemeriksaan sementara menunjukkan adanya unsur tindak pidana penipuan tiket pesawat.
Menghindari Kejadian Serupa
Kejadian ini tentunya menjadi pelajaran berharga bagi calon jemaah umroh lainnya untuk lebih berhati-hati dalam memilih agen travel. Memilih agen travel yang terpercaya dan memiliki track record yang baik dapat menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Berbagai pihak terkait, seperti Kementerian Agama dan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Indonesia (Amphuri), juga perlu melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap agen-agen travel umroh ini. Tidak hanya itu, penegakan hukum yang tegas terhadap agen travel yang melakukan penipuan juga perlu dilakukan untuk menekan angka kasus serupa di masa mendatang. (*)
